Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2011

VANDARIA SAGA

--> Vandaria saga Half Dragon Boy By: Mahfudz Dwipatra Aku tak tahu apa yang salah dengan diriku. Begitu berhasil membuka mata, pandanganku langsung tertumbuk pada pandangan ngeri dan tak suka orang-orang di sekelilingku. Entah kenapa, mereka saling bergerombol dalam kelompok-kelompok kecil, saling berbisik, sambil sesekali mengarahkan telunjukknya padaku. Melihat hal ini aku jadi merasa aneh. Sepertinya mereka sangat ketakutan melihatku. “Kau baik-baik saja Dreig?” Aku terkesiap mendengar suara seseorang memanggilku. Suara itu seperti berada di belakangku. Menoleh, aku mendapati ayahku berdiri dengan tegang di belakangku. Raut wajahnya dingin. Tak seulas senyum pun ia goreskan di wajahnya. Aku berbalik. Kebingungan masih melandaku. “Apa yang terjadi denganku?” “Sebaiknya kita pulang,” jawabnya dingin. “Ayah akan menceritakannya di rumah.” “Apa separah itu?”

Surga buku

Surga Bukuku By: Mahfud Asa Kemana pun arah mataku, pandanganku selalu tertumbuk pada barisan rak penuh buku. Dari lantai kayu ke langit-langit, dari dinding batu ke dinding batu yang lain, yang tampak hanya tumpukan buku yang membuatku semakin bergairah untuk menjamahnya. Kulangkahkan kakiku menyusuri lorong sempit antar rak. Meninjau satu per satu sampul-sampul tua yang berbaris di sekelilingku. Sesekali kutarik beberapa buku yang tampak menarik. Membacanya sekilas, sebelum memutuskan untuk membawanya ke meja kedamaian di sudut ruangan. Terus berjalan, mataku kembali nyalang mencari sosok penghibur yang lain. Hijau, biru, hitam, semua warna sampul itu menyerbu mataku, menawarkan pesona imajinasi yang tak terbatas. Walau tertarik, aku mengabaikan mereka. Aku sedang ingin mencari yang lain. Aku pernah membaca mereka. Paling tidak satu atau dua kali.

SYAIR KEMATIAN

Syair Kematian Oleh: Mahfud Asa Engkau datang, dari pintu yang tak terketuk: tetapi buatmu lah,  ia teruntuk. Dan kepada bulan yang purna, di langit luar sana, kita bercerita. Tentang apa saja, yang berdentam, di dada kita yang remuk redam. *** Aku membaca ulang salinan pesan kematian di buku sakuku. Aku menemukan pesan itu di TKP kemarin. Memang bukan puisi itu yang dituliskan oleh korban. Aku tak pernah berpikir, seorang yang tengah sekarat akan mampu menuliskan kata-kata indah sepanjang itu. Ia hanya menuliskan sebuah sandi yang hanya diketahui oleh ia dan beberapa orang saja. Dan sandi itu menunjuk pada puisi yang telah aku salin ke buku sakuku. “Rey, lihat ini,” panggil seseorang kemarin. Ia berada di balik meja tempat korban meregang nyawa. Seketika itu juga aku menghampiri Inspektur Handy yang masih membungkuk mengamati lantai. “Ada apa inspektur?” Tanyaku setelah tepat berada di belakangnya. “Kau tahu apa maksudnya ini?” Tanyanya. Ia menunjukkan apa yang

VANDARIA SAGA

Vandaria Saga Secret of the Dragon Era Oleh: Mahfud Asa Sejarah Vandaria memang menyebutkan adanya era kaum naga, tapi tak banyak yang tertulis. Sangat sedikit informasi mengenai keberadaan mereka. Bahkan kemunculan dan kemusnahan mereka pun hanya ditulis dalam satu kata pendek, tiba-tiba. Asal kalian tahu, tak pernah ada sebuah era pun yang lahir dari sebuah kata tiba-tiba. Semua pasti ada penyebabnya, termasuk kebangkitan kaum naga. Karena kamilah yang membangkitkan mereka. *** Sebenarnya aku tidak terlalu setuju dengan misi ini. Selain merasa tak mampu, aku juga merasa misi ini hanyalah sebuah kemustahilan. Selama ini baik kaum manusia maupun kami kami, kaum Frameless tidak pernah mempercayai keberadaan naga di Vandaria. Naga hanyalah mahluk penghuni dongeng-dongeng yang berkembang di Vandaria. Seperti itulah anggapan kami terhadap naga, yah paling tidak sampai sesaat sebelum Xaverite Dol’Amroth, kepala suku kami menyatakan keinginannya untuk melakukan misi pencarian na