Syair Kematian Oleh: Mahfud Asa Engkau datang, dari pintu yang tak terketuk: tetapi buatmu lah, ia teruntuk. Dan kepada bulan yang purna, di langit luar sana, kita bercerita. Tentang apa saja, yang berdentam, di dada kita yang remuk redam. *** Aku membaca ulang salinan pesan kematian di buku sakuku. Aku menemukan pesan itu di TKP kemarin. Memang bukan puisi itu yang dituliskan oleh korban. Aku tak pernah berpikir, seorang yang tengah sekarat akan mampu menuliskan kata-kata indah sepanjang itu. Ia hanya menuliskan sebuah sandi yang hanya diketahui oleh ia dan beberapa orang saja. Dan sandi itu menunjuk pada puisi yang telah aku salin ke buku sakuku. “Rey, lihat ini,” panggil seseorang kemarin. Ia berada di balik meja tempat korban meregang nyawa. Seketika itu juga aku menghampiri Inspektur Handy yang masih membungkuk mengamati lantai. “Ada apa inspektur?” Tanyaku setelah tepat berada di belakangnya. “Kau tahu apa maksudnya ini?” Tanyanya. Ia menunjukkan apa y...